Kerja Sama Antardaerah
loading...

Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Menteri Keuangan RI. Foto: Dok SINDOnews
A
A
A
Candra Fajri Ananda
Staf Khusus Menteri Keuangan RI
INDONESIAsebagai negara dengan struktur kepulauan dan keberagaman yang tinggi menyimpan potensi besar sekaligus tantangan dalam pembangunan antar wilayah. Setiap daerah memiliki keunggulan komparatif, baik dari segi sumber daya alam, posisi geografis, maupun basis ekonomi lokal. Sayangnya, di balik potensi tersebut, terdapat tantangan nyata berupa ketimpangan pembangunan antar daerah.
Hingga September 2024, tingkat kemiskinan di wilayah pedesaan tercatat sebesar 11,34%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemiskinan di wilayah perkotaan yang hanya 6,66%. Data ini menunjukkan bahwa proses pembangunan nasional masih belum sepenuhnya menyentuh masyarakat pedesaan secara merata, dan bahwa strategi intervensi yang bersifat generalis belum cukup efektif dalam menjawab kompleksitas kebutuhan lokal.
Kondisi tersebut diperkuat dengan data Statistik Potensi Desa (Podes) Tahun 2024 yang menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan dalam infrastruktur, akses pendidikan, dan layanan kesehatan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Provinsi Nusa Tenggara Timur, misalnya, masih mengalami hambatan serius dalam akses pelayanan dasar, terutama di daerah terpencil.
Staf Khusus Menteri Keuangan RI
INDONESIAsebagai negara dengan struktur kepulauan dan keberagaman yang tinggi menyimpan potensi besar sekaligus tantangan dalam pembangunan antar wilayah. Setiap daerah memiliki keunggulan komparatif, baik dari segi sumber daya alam, posisi geografis, maupun basis ekonomi lokal. Sayangnya, di balik potensi tersebut, terdapat tantangan nyata berupa ketimpangan pembangunan antar daerah.
Hingga September 2024, tingkat kemiskinan di wilayah pedesaan tercatat sebesar 11,34%, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat kemiskinan di wilayah perkotaan yang hanya 6,66%. Data ini menunjukkan bahwa proses pembangunan nasional masih belum sepenuhnya menyentuh masyarakat pedesaan secara merata, dan bahwa strategi intervensi yang bersifat generalis belum cukup efektif dalam menjawab kompleksitas kebutuhan lokal.
Kondisi tersebut diperkuat dengan data Statistik Potensi Desa (Podes) Tahun 2024 yang menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan dalam infrastruktur, akses pendidikan, dan layanan kesehatan antara wilayah perkotaan dan pedesaan. Provinsi Nusa Tenggara Timur, misalnya, masih mengalami hambatan serius dalam akses pelayanan dasar, terutama di daerah terpencil.
Lihat Juga :